Martin adalah seorang pendeta miskin yang memiliki kakak seorang
milyuner.
Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di wilayah Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi.
Seketika itu juga kakak Martin menjadi kaya raya. Lalu kakak Martin menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet. Sungguh kehidupan yang amat menyenangkan.
milyuner.
Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di wilayah Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi.
Seketika itu juga kakak Martin menjadi kaya raya. Lalu kakak Martin menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet. Sungguh kehidupan yang amat menyenangkan.
Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Martin sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap.
Dan merupakan keluaran mobil limited edition yang sungguh elegan.
Pada suatu pagi, ada seorang anak pengemis menatap mobilnya dengan penuh kekaguman.
“Ya,” jawab Martin singkat.
“Berapa harganya Tuan?”
“Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa”.
“Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?”
Pengemis kecil itu bertanya penuh heran.
“Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya”
Mendengar jawaban itu, mata anak itu melebar dan bergumam,
“Seandainy a….seandainya.. .”
Martin mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, hem “Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku”.“Seandainy a….seandainya.. .”
Ternyata Martin salah menduga, saat anak itu melanjutkan
kata-katanya:“Seandainya.. . seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu..” tuan !!!
Dengan masih terheran-heran, lalu Martin mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya.kata-katanya:“Seandainya.. . seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu..” tuan !!!
Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya. Sampai satu
kali anak itu berkata,
“Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ?”Kebetulan, Letaknya hanya beberapa blok dari sini”.
Sekali lagi Martin mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini.kali anak itu berkata,
“Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ?”Kebetulan, Letaknya hanya beberapa blok dari sini”.
“Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa
ia telah naik mobil mewah” pikir Martin.
“OK, mengapa tidak”, kata Martin sambil menuju arah rumah anak itu.
ia telah naik mobil mewah” pikir Martin.
“OK, mengapa tidak”, kata Martin sambil menuju arah rumah anak itu.
Tiba di sudut jalan si anak pengemis, sekali lagi memohon pada Martin untuk berhenti sejenak,
“Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali”.
Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot dan kumuh.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Martin mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, sambil menatap rumah reot dan kumuh tsb.
“Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar?
Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot dan kumuh.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Martin mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, sambil menatap rumah reot dan kumuh tsb.
Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan.
Beberapa saat kemudian anak pengemis itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di
dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya:
Beberapa saat kemudian anak pengemis itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di
dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya:
“Lihat… seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru.
Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini.Suatu saat nanti…. kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu”.
Sungguh adikku…
Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini.Suatu saat nanti…. kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu”.
Sungguh adikku…
Bukan karena keinginan seorang anak pengemis yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat martin tak dapat menahan haru pada saat itu juga,
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.